Perlukah judul??

13.56 Unknown 0 Comments

Rasa ini membaur dalam lingkup hati yang sunyi, bersaing melawan kepingan-kepingan noktah kelam masa lalu,
Meretas pada senyap yang menyeluruh diseparuh malam, akankah ada sebias cahaya datang untuk mencanarkan misteri hati sebelum labirin berkerak dibumi tuaku?
Aku ingin penjabaran yang mampu merubah kegalauan hati menjadi kedamaian yang hakiki..
Rasaku terus mendayung melintasinfase-fase yang senyap dan gelap..
Terombang-ambing dimuara pesakitan dan terdampar aku disamudra asing tak bertepi..

Aku tak dapat lagi memanggul tinggi hasrat hati untuk mencapai puncak getaran cinta yang sejati,
Merajut simpony samar dalam jiwa, rasa ngilu itu masih hidup dalam jiwaku.
Sungguh..
Tak jarang aku terdiam, merenung  menyenandungkan irama sunyi dalam bait Do'aku

TUHAN..
Kusadar raga dan jiwa ini seutuhnya kepunyaan-Mu
Nafas ini pun kutahu juga titipan-Mu
Engkau menciptakan dengan rasa dan takdir yang berbeda dengan yang lain,
Kini semua kukembalikan pada-Mu

Lewat simpuhku selayak pengemis diantara reruntuhan bening kembar yang tiada kesat..
Tataplah aku dengan cahaya kasih-Mu agar langkahku kembali tegar dalam meniti takdir ketetapan-Mu.

0 komentar:

Tak Berhenti Berharap

13.29 Unknown 0 Comments

Sudah lama aku menyulam khayalan pada tirai hujan menata wajahmu disana serupa puzzle, sekeping demi sekeping. Dengan perekat kenangan di tiap sisinya, lalu saat semua menjelma sempurna..
Kubingkai lukisan parasmu itu dalam setiap leleh rindu yang kupelihara disudut hati dengan rasa resah dari musim ke musim..

Cinta selalu memendam rahasia dan misterinya sendiri. Pada langit, pada hujan, katamu lirih terbata-bata.
Dan seketika, linangan air matamu menjelma bagai deras aliran sungai yang menghanyutkanku, Jauh kehulu dimana harapan kita karam disana..

Sudah lama aku memindai sosokmu pada derai gerimis, memastikan setiap serpih mimpiku untuk bersama membangun surga ditelapak kakimu dapat menjadi nyata.
Tapi selalu semuanya segera berlalu dan sirna, bersama desir angin diberanda.
Percayalah, aku ada dinadimu seperti kamu ada didarahku, Bisikmu pelan ketika bayangmu perlahan memudar dibalik rinai hujan..

Ketika aku sadar hidup tak seindah impianku, Bukan berarti aku berhenti bermimpi..
Ketika hidup tak seindah harapanku, Tidak berarti pula aku berhenti berharap..
Dah ketika aku sadari hidup tak seindah puisi, Bukan berarti juga aku akan berhenti berekspresi..

Dan sesungguhnya yang aku butuhka bukan putih atau hitamnya tuts piano, Karena bila keduanya dimainkan akan melahirkan melodi dan harmoni...

0 komentar:

I hope..

13.05 Unknown 0 Comments

Semoga do'aku diwajah malam ini tak pernah sia-sia dengan tengadah tangan dan tundukan kesombongan dalam-dalam... Merangkak, Mengetuk pintu-Mu mengais celah tersisa..

Semoga do'aku diwajah malam ini senantiasa menggetarkan jiwa resah yang tersenggal lara, Seperti dedaunan terhembus semilir angin pagi dan menawar dahaga hati..

Semoga do'aku diwajah malam ini bukan sekedar lafalan kata-kata yang berlalu lenyap, Laksana embun bergulir dipucuk daun dan menguap dalam gersang hari, Kala mentari beranjak pergi..

Semoga do'aku diwajah malam ini masih terselip engkau yang terlantun karna sekeping mimpi..

0 komentar:

Tanya Hati

20.07 Unknown 0 Comments

Ada saat di mana aku merasa:
Begitu ‘kecil’,Begitu kurang...
Begitu tidak sempurna...
Begitu tidak baik...
Begitu tidak pantas...Bahkan bgitu naif untukmu...

Namun saat itu juga aku sering bergumam dalam hati...
Maukah kau tetap menjadi pengingatku,
Saat aku lupa akan banyak hal... 
Maukah kau tetap berada disampingku, 
Saat aku sedang menjadi seorang yang tak terlalu menyenangkan...
Maukah kau bertahan tinggal, 

Saat aku benar-benar menjadi pria kecil yang menyebalkan....
 

Maukah kau tetap menjadi temanku bernyanyi,
Saat suaraku sedang tidak indah didengar dan sumbang....
Maukah kau tetap menghubungiku,

Saat kukatakan aku tak mau dihubungi...
Maukah kau tetap berusaha memahami, 

Saat seisi dunia telah menghakimi....
Maukah kau dengan rendah hati mengalah, 

Saat aku sedang tak ingin disanggah...
 

Maukah kau memberi pelukan? 
Saat tangis tak mampu kuelakkan... 
Maukah? 
Dan yang terpenting adalah... 
Maukah kau tidak beranjak pergi dan tetap mencintai....
Saat aku sedang berada di titik terendah...
Mungkin ini sajak terakhirku,
Saat aku sadari semua itu pernah aku lakukan untukmu,tanpa lelah!!

0 komentar:

Sesuatu Yang Tidak Jelas

21.48 Unknown 0 Comments

Definisikan padaku arti kesedihan itu yang sesungguhnya.
Kau tahu apa? Hanya aku yang menyimpan dan mendekapnya
dalam-dalam.
Membawanya berlari dan berjalan dalam gagap yang
seperti tak berkesudahan.
Mungkin pekik pada langit yang riuh itu kadang tak juga sanggup
meredam. Mengapa bisa?
Tanyakan saja pada karat hati.
Well, lama tak menulis lagi, saya malah merasa mati gaya untuk nge
post. Kebetulan saya menemukan draft ini yang sudah berwujud sejak
beberapa waktu lalu, bisa dikatakan sudah agak lama lah. 

Mungkin potongan kata-kata yang mencerminkan galau begitu turut menjadi
representasi dari kegalauan saat menuliskannya. 

Sebenarnya apa ya yang terjadi pada saya saat itu. 
Mencoba mengingat-ngingat tapi tetap saja belum sempurna ingatan itu kembali. 
Jadi biar sedemikian rupa saja
dulu, semoga potongan puzzle yang lain menyusul untuk melengkapi
ingatan tentang apa yang terjadi saat itu. *halaah* ..done!!!!!

0 komentar:

Sajak Kehilangan

21.42 Unknown 0 Comments







kita bertemu di ujung senja...
tanpa cahaya...
Kilau matamu satu-satunya pertanda
Tiada prasangka..
tak menoleh praduga rasa...
Tiada memandang latar dasar keyakinan jiwa...

Para penonton drama kita berdecak tak percaya...
Bahasa apa yang akan menyatukan mereka..
Sedang tutur penuntun masing-masing jauh berbeda...
Sela ruang apa yang akan menaungi mereka...
Sedang dua pintu tertutup tak sisakan celah...

Terucap sebait monolog dalam lembar kita...
Kami berbicara dengan bahasa semesta...
Bahasa rindu sang kumbang dengan sekelopak bunga...
Bahasa kasih sang angin dengan guguran daun kamboja...
Bahasa si makhluk dengan penciptanya: ya! BAHASA CINTA....

Sesekali sang badai menyua...
Sempat sang petir menyambar...
Pernah gelombang menggoyang..
Kita bertahan…

Di sisimu, cerca dan serapah mengumandang...
Di sisiku, kecam dan umpatan makin lantang....
Di sisi kita berdua, cinta masih berdendang...
Kita bertahan…

Genderang perang bertalu...
Logika mulai menyerbu...
Hati masih bersikukuh...
Meski jelas menyandang rapuh...

Suara itu makin terngiang di telinga kita....
Sumpah dan serapah...
Cerca dan umpatan...
Sesal dan isakan...
Mengerumun dan mengeras...
Menyeruak dinding keegoisan...

Ratapan mereka, tangisan mereka...
Demikian kelam dan menghujam...
Menyambar rasa bersalah....
memaksa kita Menulis ulang makna kebahagiaan…

CINTA adalah satu-satunya yang kita punya.....
Dan bila kebahagiaan adalah cinta...
Cukuplah kita berbahagia...
Cukuplah hati yang bersua...
Cukuplah rindu yang menggema...
Cukuplah kenangan bercerita...
Cukuplah rasa yang bersemayam...
Kita ada untuk mereka...
Kita hadir dari mereka...
Dan kita bersua karena mereka..
Kembalilah kau dan aku kepada mereka.....

Sang lembayung tertunduk pada pertemuan terakhir itu...
Hijaunya menyurut pudar dalam hujan tak henti berguyur...
Sebagaimana airnya samarkan airmata kita....

Bukan, bukan...
Kita tak menyesali perbedaan...

Tangisan kita menyanyikan sebuah kebanggaan...

Dua jiwa berbeda PERNAH bersatu dalam kasih sayang...

0 komentar:

Belum ada judul

21.27 Unknown 0 Comments

Semilir angin kian lembab.. lahirkan titik-titik embun diujung dedaunan..
Suasana malam kian pekat nan senyap.. menemani sendiri ku dalam pilu... aku tergugu..
Gejolak rindu seolah membeku..
Sinar rembulan yang tinggal separuh.. terlihat sendu.. walau tersenyum merayu.. seakan dia tau rasa gundah ku..
Rembulan.. Taukah engkau.. diujung langit mana dia terbang.. tak satupun nampak jejak juga bayang..
Masihkah rindu ini harus ku genggam..
Hingga ajal kupun menjelang..
Aku mencintainya dengan sepenuh hati..
Amat merindukannya meskipun dia telah pergi..
Ku hanya ini bertatap walau hanya sekejap..
Namun aku tau, itu takan pernah terjadi...
Tidakkah seharusnya rasaku telah mati.. dan bahkan sirna dari hati ini...
Namun mengapa..
Dia masih saja bertahta dipalung sanubari..
~Dear you..
Kehilanganmu membuatku mempunyai harapan... dan harapan yang bisa membuatku bisa terus berjalan..
Dimana aku akan bahagia.. aku akan mengajakmu.. dimana aku terluka.. maka.. cukup aku saja..

0 komentar:

Someone

20.24 Unknown 0 Comments

Dear Someone,kamu ngerti angka to?
Begitu bnyk misteri yg ada dibaliknya,
lain kamu, lain angka,
memang begitu bnyk keanehan dlm dirimu,
tp,anehnya tak perlu rumus/kalkulator untuk mengkalkulasi gen2 yg ada dlm ragamu..
Cukup dg berkenalan dan bercakap,aku tau,kalo kamu cukup berwarna dan begitu rumit untuk aku hitung dan sangat merumitkan hidupku

0 komentar: